Memanah

Salah satu hal menyenangkan tentang menjadi dewasa adalah adanya kapasitas dan resource untuk mempelajari apapun skill yang sedang ingin dipelajari.

Kalau mencoba berkaca ke belakang, sepertinya kita itu terlalu banyak terbelenggu dengan label-label yang kita sematkan sewaktu kecil.
Pemikiran-pemikiran seperti gak jago pelajaran X, gak jago gambar, gak jago olahraga Y, dan label-label lain yang kita sematkan ke diri sendiri hanya karena melihat anak-anak lain lebih berbakat dibanding kita.
Sayangnya, di usia sedini itu tentu saja belum bisa cukup memahami bahwa kelak —setidaknya di kebanyakan bidang— seberapa besar usaha yang dikeluarkan bakal jauh lebih berdampak dibandingkan seberapa besar bakat kita di bidang tersebut.
Ketidaktahuan yang akhirnya membuat kita selamanya hidup dengan label tersebut.

Sepertinya memang penting untuk mulai melepas satu per satu label-label yang telah sekian lama kita tempel itu.
Sama seperti melepas plester luka yang sudah terlalu lama menempel, sewajarnya itu memang bukan proses yang mudah dan menyenangkan.
Setelah sekian tahun hidup dengan label tersebut, sudah seharusnya proses yang dilewati memang panjang dan melelahkan.

Tapi kalau ada satu hal yang saya percayai tentang manusia, itu adalah kapasitas mereka untuk berubah.

Hari ini, satu plester telah saya lepas.

Memanah