Kamis Dini Hari
Saya selalu menyukai suasana seperti ini.
Dini hari ketika tidak ada tugas lain yang harus diselesaikan, dan melakukan rutinitas yang dulu sekali sering saya lakukan: menonton Madrid di Liga Champions.
Hal ini mengingatkan saya, sembilan atau sepuluh tahun yang lalu, saya selalu meminta Ayah membangunkan saya di waktu waktu seperti ini.
Meskipun ia akan memberi berbagai alasan kenapa saya lebih baik tidak menontonnya, ia akan tetap membangunkan saya, tepat pukul 2 pagi, ketika pertandingan telah berjalan beberapa belas menit.
Saya akan langsung terbangun, menonton untuk kemudian bertanya-tanya kepadanya, Sneijder main gak? Robinho mana? striker nya siapa, Raul atau Van Nistelrooy?
Lalu ia akan menemani saya menonton sambil bercerita banyak hal yang seringnya lebih menarik dari pertandingannya itu sendiri.
Tetapi terkadang ia akan kembali tidur di karpet ruang keluarga, lalu ia akan bangun ketika pertandingan hampir berakhir.
Mengajak saya pergi ke Mesjid yang hanya berjarak sepelemparan batu dari rumah, dan selama perjalanan itu pula saya akan berbicara betapa hebatnya pertandingan pagi tadi.
Lalu, orang-orang bertanya, dimana kebahagiaan berada?